PENELITIAN HATI VS LOGIKA MINIMALIS
banyak cara menuju pembenaran diri saat cinta mulai menyapa entah dari sudut pandang luas maupun sempit. kalau boleh jujur nih semuanya itu benar dan tidak ada yang salah. mengapa? karena kondisi tiap orang itu berbeda-beda tergantung berada pada posisi apa pada saat cinta itu datang.
contoh saat kondisi tuntutan hidup yang cukup tinggi tiba-tiba bum!!! cinta say hello kalau sudah begitu apa yang harus dipilih pastinya dilakukan penelitian terlebih dahulu bersamaan dengan logika. biasanya orang yang memang mencari akan diterima walau hanya main-main. yahh beranggapan kalau jodoh ya lanjut kalau tidak ya sudah tapi kalau logika sudah mulai berhitung otomatis akan dicari bagaimana cara melepaskan diri dari itu semuanya kalau tidak menguntungkan.
eits jangan salah sangka terkadang dari sudut pandang masyarakat luas itu yang membuat keputusan-keputusan salah tapi karena keadaan juga yang memicu seseorang bertindak berdasarkan logika minimalis bukan penelitian hati. ibaratnya satu dua pulau terlampaui. dan kalau sudah begitu tentu masyarakat biasanya mulai menyalahkan tanpa ada filter sama sekali.
nah, orang-orang yang dengan penelitian hati inilah terkadang memiliki variasi hidup yang lebih bermakna,bermoral,spiritual dan cenderung bersifat baik dibandingkan dengan logika minimalis yang cenderung simple dan praktis.
90% logika minimalis akan mempertahankan sebuah hubungan walau itu sudah tidak baik dan tidak ada kata perpisahan didalamnya walaupun sudah diujung tanduk sedangkan 10% penelitian hati akan berujung perpisahan yang membuat trauma. dan masyarakat hanya bisa berkata masih ada yang lebih baik cari saja lagi. justru kalimat itulah yang menjadi seorang peneliti hati menjadi logika minimalis.
lalu mana yang akan dipilih penelitian hati atau logika minimalis
kiss and hug